Sejarah Uang dan Perkembangannya Dari Masa ke Masa

Bunga Malam April 16, 2024

Pasti sudah tidak asing lagi dengan keberadaan uang. Yap, uang sudah menjadi alat dalam sistem transaksi jual beli antar manusia sehingga kamu harus tahu tentang sejarah uang dan perkembangannya.

Tidak mungkin seseorang mendapatkan uang dari usahanya sendiri, karena manusia adalah makhluk sosial, sehingga menghasilkan uang juga disertai dengan interaksi dengan manusia lainnya.

Berbicara tentang sejarah uang, pasti tahu bahwa sebelum adanya uang, masyarakat pada zaman dahulu menggunakan sistem barter untuk memproses transaksi jual beli tersebut.

Walaupun pada kenyataannya sistem barter ini masih banyak dilakukan, terutama di pedesaan, dengan menukarkan bahan-bahan pokok dan berbagai jenis sayuran.

Keberadaan uang pada saat ini ternyata berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Tidak jarang banyak orang yang beralih ke dompet digital, tentunya uang yang ada di dalamnya adalah digital.

Lalu, bagaimana sejarah uang itu? Mengapa sistem barter diganti begitu saja dengan uang sebagai alat transaksi jual beli? Apa yang dimaksud dengan uang digital?

Simak Sejarah Awal Mula Uang

sejarah uang

Hakikat hidup manusia masih belum pasti dan terus diperdebatkan oleh para ahli. Menurut beberapa catatan sejarah, uang pertama kali digunakan oleh orang-orang dari Kerajaan Lydia.

Orang Lydia diyakini pernah tinggal di tempat yang sekarang disebut Turki dan menggunakan uang sebagai alat tukar sekitar 1000 SM.

Namun, ada versi lain yang menyebutkan bahwa uang pertama kali ditemukan dan digunakan manusia sekitar 6.000 tahun yang lalu. Dalam perkembangan selanjutnya, muncul uang komoditi, yaitu uang yang nilainya berasal dari komoditi yang membuatnya.

Uang komoditas terdiri dari barang-barang yang memiliki nilai atau kegunaan, seperti emas, perak, tembaga, garam, merica, teh, kerang, permen, dan lain-lain.

Meskipun juga tidak pasti bagaimana kemunculannya, ada yang mengatakan bahwa uang komoditas digunakan dari 700-500 SM, ketika emas menjadi bentuk uang yang umum digunakan.

Mengenal Sistem Barter yang Sudah Ada Sejak Dahulukala

barter

Barter merupakan sistem transaksi yang pertama kali digunakan oleh manusia, karena pada zaman dahulu manusia belum mengenal apa itu uang.

Sistem transaksi barter ini berupa pertukaran antara barang dengan barang, jasa dengan jasa, barang dengan jasa, atau bahkan sebaliknya.

Dahulu orang atau sekelompok orang merasa membutuhkan sesuatu yang diproduksi oleh pihak lain.

Selain itu, jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan mereka harus memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama dengan “memanfaatkan” barang atau jasa yang telah diproduksi oleh pihak lain.

Oleh karena itu, muncul ide untuk bertukar barang atau jasa. Syarat utama penerapan sistem barter ini adalah harus ada orang yang ingin bertukar barang atau jasa, dan harus saling membutuhkan.

Namun dalam perjalanannya, sistem barter menemui berbagai kendala, antara lain:

1. Sulit Untuk Menentukan Tingkat atau Standar Nilai Tukar

Misalnya, 12 jeruk seharusnya bernilai sama dengan satu kilogram gandum, tetapi orang belum dapat menetapkan standar sehingga mereka menukarnya secara acak.

2. Sulit untuk Berdagang

Kelemahan dari sistem barter adalah ketika ingin bertransaksi harus ada dua pihak yang memiliki barang yang saling dibutuhkan. Misalnya ada orang yang punya gandum, dia mau menukar gandumnya dengan semangka.

Artinya, dia harus menemukan seseorang yang memiliki semangka yang juga membutuhkan gandum. Jika ternyata pemilik semangka tidak menginginkan gandumnya, maka transaksi barter batal.

3. Alat Tukar itu Sulit Diurai

Misalnya, seseorang memiliki ayam dan ingin menukarnya dengan meja. Sedangkan seekor ayam hanya bernilai setengah meja. Kemudian pemilik tabel akan kesulitan untuk memecah atau membagi tabel menjadi nilai yang sesuai.

4. Alat Tukar Sulit Untuk Dibawa-Bawa

Apalagi untuk barang yang memiliki jumlah banyak atau ukuran besar, pemilik barang akan kesulitan untuk membawa hartanya kemana-mana. Belum lagi harus mencari orang yang mau setuju untuk menukarkan barangnya.

5. Sulit untuk Menyimpan Barang

Apalagi jika barang yang akan ditukarkan adalah buah, pasti akan cepat busuk. Jika sudah busuk, tentu tidak bisa dijadikan alat transaksi.

Masa Uang Barang yang Harus Dimengerti Oleh Semua Orang Berdasarkan Setiap Jenisnya

uang barang

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, muncul beberapa gagasan untuk menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar.

Benda-benda tersebut biasanya dapat diterima oleh masyarakat, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer.

Contohnya adalah garam, emas, kulit binatang, batu mulia, logam, kulit pohon, hingga kerang yang memiliki bentuk yang indah. Pada zaman Romawi kuno, mereka menggunakan garam sebagai alat tukar dan pembayaran upah.

Sedangkan di kalangan orang Arab, mereka menggunakan unta dan kambing sebagai alat transaksi. Ada lagi di masyarakat Tibet yang menggunakan teh ikat sebagai alat tukar.

Meski ide ini tergolong lebih maju dibandingkan sistem barter, namun masih ada kelemahan yang membuat era uang komoditi ini semakin banyak berubah. Beberapa masalah yang muncul dari penggunaan barang uang ini antara lain:

  • Hanya berlaku di area tertentu
  • Kesulitan dalam hal penyimpanan dan transportasi
  • Mudah rusak dan tidak tahan lama
  • Sulit untuk membagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil

1. Masa Uang Logam

uang logam

Karena kelemahan yang didapat dari masa barang tersebut, muncul ide baru untuk membuat koin.

Logam dipilih sebagai alat tukar untuk sistem transaksi karena memiliki nilai yang tinggi, tahan lama, tidak mudah rusak, mudah pecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dibawa.

Logam yang biasa digunakan sebagai alat transaksi pada zaman ini adalah emas dan perak.

Suatu negara pada saat itu dianggap telah mempraktekkan sistem uang emas jika negara tersebut telah memiliki standar emas dalam proses transaksi perdagangannya.

Seiring dengan berkembangnya transaksi perdagangan maka akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, sehingga aset mereka juga akan bertambah.

Sehingga, mereka akhirnya memikirkan tempat yang aman untuk menitipkan koin mereka di sana, karena takut akan resiko pencurian. Biasanya, mereka menyimpannya pada pandai emas atau pemuka agama.

Baca juga:

Para pihak yang dijadikan sebagai tempat “titipan” akhirnya memberikan kepada mereka akta berupa kertas yang berisi janji penerima titipan.

Akta-akta ini diterima dengan baik karena dikeluarkan oleh orang atau lembaga yang memiliki reputasi keuangan yang dihormati di suatu negara. Munculnya akta-akta tersebut menjadi pencetus munculnya sistem uang kertas.

2. Masa Uang Kertas

uang kertas

Kepercayaan masyarakat yang semakin tumbuh terhadap keberadaan akta perjanjian yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan justru menjadikannya sebagai alat yang masuk ke dalam peredaran transaksi.

Jadi, dapat dikatakan bahwa akta tersebut memiliki nilai yang sama dengan uang bahkan digunakan secara langsung untuk membeli barang atau jasa.

Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas secara langsung saat bertransaksi. Sebaliknya, mereka akan menggunakan akta sebagai alat tukar.

3. Masa Uang Digital

uang digital

Uang digital tentunya akan muncul seiring perkembangan teknologi. Untuk menyelesaikan transaksi ekonomi, banyak pihak yang enggan membawa uang tunai.

Mereka lebih suka menyimpannya di rekening bank atau bahkan melakukan top-up, yakni dengan mengubah uang tunai mereka menjadi bentuk digital.

Penggunaan uang digital sebenarnya lebih hemat, karena bisa dibayar dengan mudah melalui internet, SMS, hingga mobile banking. Uang digital yang sedang populer saat ini misalnya ShopeePay, Dana, Ovo, hingga GoPay.

Sejarah Uang Dari Berbagai Bangsa yang Ada Di Dunia

sejarah uang

Saat ini kita sedang membicarakan sejarah uang, jadi kurang lengkap rasanya jika tidak membahas sejarah uang di berbagai bangsa di dunia. Yuk, simak ulasan berikut ini!

1. Sejarah Uang di Mesir Kuno

Mesir Kuno dibagi menjadi dua fase yaitu Kekaisaran Mesir Kuno (3000 SM) dan Kekaisaran Mesir Tengah (2160-1788 SM). Saat itu, emas digunakan sebagai alat tukar.

Sejumlah suku di pedalaman telah mengenal emas sebagai alat budaya, terutama sebagai persembahan spiritual kuno. Bahkan, mereka juga menguburkan Raja Tutankhamen di peti emas.

2. Sejarah Uang di Lydia

Bangsa Lydia berada di daerah kuno di Asia Kecil, yang saat ini menjadi bagian dari sebuah provinsi di Turki.

Munculnya uang diyakini diprakarsai oleh bangsa Lydia, karena pada saat itu mereka kesulitan dengan sistem barter ketika mereka melakukan jual beli, maka muncullah ide untuk menghasilkan uang.

3. Sejarah Uang di Yunani

Orang Yunani menggunakan emas dan perak batangan sebagai komoditas dalam transaksi, hingga pencetakan uang dimulai sekitar tahun 406 SM.

4. Sejarah Uang pada Bangsa Romawi

Sebelum abad ke-3 SM, bangsa Romawi menggunakan mata uang yang terbuat dari perunggu yang disebut aes (Aes Signatum Aes Rude). Tidak hanya dari perunggu, mereka juga menggunakan koin yang terbuat dari tembaga.

Tokoh yang diyakini pertama kali mencetaknya adalah Numa atau Servius Tullius. Kemudian, pada tahun 268 SM, bangsa Romawi mencetak dinar emas yang kemudian menjadi mata uang utama di kekaisaran Romawi.

Selain itu, bentuk dewa dan pahlawan mereka juga terukir di koin. Hingga akhirnya, pada masa pemerintahan Julius Caesar, ia mencetak gambarnya sendiri di koin tersebut.

5. Sejarah Uang di Bangsa Persia

Di antara orang Persia, mereka mengadopsi pencetakan uang dari orang Lydia setelah percobaan invasi ke Kerajaan Lydia pada tahun 546 SM.

Awalnya, uang dicetak dalam bentuk persegi panjang, kemudian diubah menjadi bentuk bulat dan di atasnya diukir gambar tempat ibadah.

6. Sejarah Uang dalam Pemerintahan Islam

Pada masa pemerintahan Islam, sistem uang terbagi menjadi beberapa periode, yaitu periode kenabian, periode Rashidun Khulafaur, dan periode Dinasti Islam.

Pada masa kenabian, bangsa Arab tidak memiliki mata uang sendiri, sehingga mereka menggunakan dinar emas Herkules, Bizantium, dirham perak dinasti Sasanid (Irak), dan mata uang Himyar (Yaman).

Kemudian, pada masa Rashidun Khulafaur, dimana Abu Bakar Ash-Shiddiq diangkat menjadi khalifah, beliau tidak melakukan perubahan apapun terhadap mata uang yang beredar.

Namun pada masa khalifah Umar bin Khattab, dirham Islam dicetak dengan menambahkan kalimat tauhid seperti Bismillah, Alhamdulillah, dan Muhammad Rasulullah.

Selain itu, pada masa dinasti Islam hanya ada mata uang yang benar-benar Islami, terutama pada masa khalifah Abdullah Malik bin Marwan.

Artikel Terkait